Don’t Panic Keep It Organic

Akmal Muhammad
6 min readAug 27, 2018

--

Nama lengkapnya adalah Muhammad Rizki Duwinanto dan panggilannya adalah Kak Rizki. Dia merupakan mahasiswa tingkat 4 yang sedang menyusun tugas akhirnya untuk wisuda di jurusan Teknik Informatika karena pada era Industry 4.0 ini perkembangan ilmu Informatika sangat pesat sehingga menarik untuk dipelajari. Alumni SMAN 8 Jakarta ini masuk Divisi Manajemen Proyek Departemen Inkubator IT di HMIF dikarenakan ingin mengerjakan proyek agar bisa mengasah kemampuan ngodingnya walaupun magangnya bukan di Divisi ManPro, singkatan Manajemen Proyek, melainkan di Divisi Kaderisasi. Kakak yang mensyaratkan kita yang mewawancara agar tahu isu kampus ini juga mengikuti salah satu unit yang bergerak di bidang dokumentasi dan media yaitu Liga Film Mahasiswa yang biasa disebut LFM. Sebenarnya alasan utama Kak Rizki masuk LFM bukanlah karena pada saat SMA dia ikut salah satu subseksi atau yang biasa kita kenal ekstrakurikuler di bidang yang sama juga yang bernama Media Siswa, namun lebih kepada hal-hal seru dan menarik yang diproyeksikan akan diikuti oleh Kak Rizki yang tidak disebutkan secara rinci apa saja.

Saat naik ke tingkat 2, Kak Rizki cukup tertarik untuk menjadi Panitia Lapangan OSKM yaitu Mentor karena ingin melatih skill komunikasi menjadi lebih baik dan lancar, menambah kenalan sama maba-maba serta menambah wawasan serta pengetahuan tentang ilmu kementoran. Awanya Kak Rizki sempat merasa bosan dengan yang namanya Diklat Terpusat dan Diklat Divisi namun lambat laun perasaan itu berubah menjadi rasa bersyukur karena Kak Rizki mendapat banyak manfaat seperti tujuan awal yang diinginkannya. Di angkatan HMIF 2015 yang bernama ENIGMA, total seluruh panitia lapangan OSKM berjumlah 50-an orang. Nilai ini berbeda cukup signifikan jika dibandingkan dengan jumlah panitia lapangan OSKM di angkatan 2017 yaitu UNIX yang berjumlah 33 orang.

Kakak yang memiliki codename Panic at The Disco ini ketika SPARTA sebenarnya secara resmi ikut di Divisi Materi dan Metode serta Mentor — tentu karena Kak Rizki pernah jadi Mentor OSKM, namun dia juga sempat diberikan amanah untuk membantu di Divisi Dokumentasi serta Lapangan yaitu Keamanan. Jadi, kakak Daemon yang satu ini memang multitalenta, sudah jago ngoding, komunikasi, dokumentasi, juga untuk menentukan nilai-nilai yang dibawa saat SPARTA pun bisa. Bercerita tentang SPARTA, Kak Rizki merasa diuntungkan karena walaupun turut berpartisipasi dalam Mentor OSKM, namun MSDM SPARTA dengan MSDM OSKM cukup kooperatif untuk bekerjasama mendiskusikan masalah perizinan sehingga jika dirasa Sekolah Mentor saat itu lebih penting maka otomatis teman-teman ENIGMA yang ikut Sekolah Mentor diberikan izin untuk tidak mengikuti SPARTA

Beralih ke masalah keprofesian yaitu tentang Informatika, Kak Rizki cukup tertarik dengan topik Artificial Intelligence yang secara rinci berupa Machine Learning dan Natural Language Processing atau yang biasa disebut NLP. Dikatakan begitu karena topik ini sangat ramai diperbincangkan di dunia teknologi dan memang benar-benar menarik untuk dipelajari. Artificial Intelligence saat ini bisa dibilang merupakan electricity baru bagi umat manusia. Banyak sekali hal yang diproyeksikan ke depannya dari 10 hingga 20 tahun ke depan akan tergantikan dengan Artificial Intelligence entah berupa robot, sistem atau yang semacamnya. Namun, untuk saat ini memang rasanya kurang lengkap jika kita bicara teknologi namun tidak mengaitkannya dengan perkembangan Artificial Intelligence itu sendiri. Walaupun mengambil Kerja Praktik sebagai Software Development Engineer pada Front-End, kakak yang tinggal di Jakarta ini memiliki rencana untuk mengambil topik Machine Learning dan NLP untuk tugas akhirnya dikarenakan hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya. AI merupakan suatu solusi untuk banyak permasalahan di dunia ini, namun AI juga banyak diperbincangkan terkait masalah yang akan diciptakannya di masa depan, salah satunya adalah akan banyak pekerjaan manusia yang tergantikan oleh AI, misalnya industri. Tentu kita tidak dapat menyalahkan AI karena suatu hal dibalik kehebatannya pasti ada kelemahan yang tidak bisa kita pungkiri. Masalah ini pun tentu dapat merembet ke masalah-masalah lain yang dapat menyebabkan keresahan di masayarakat yaitu kejahatan seperti perampokan, penculikan, pembunuhan hingga hal-hal lain yang tentunya kita sebagai manusia akan sangat khawatir. Namun, dibalik itu semua Kak Rizki memberitahu bahwa telah muncul suatu pemikiran yang berbasis komunis yang dicetuskan oleh Jacquest Fresco yaitu resource-based economy. Jadi, Fresco mencetuskan ide yang mungkin bagi sebagian dari kita cukup mencengangkan bahwa secara simpel orang-orang di masa depan tidaklah perlu untuk bekerja lagi, melainkan robot yang akan bekerja untuk kita semua mulai dari bercocok tanam, mengolahnya, hingga mengantarkannya hasil olahannya yang tinggal dikonsumsi oleh manusia. Jadi ide ini bisa diklasifikasikan sebagai komunis namun bukan pada manusia, melainkan robot. Tentu hal-hal ini sangat membuka wawasan kami selaku mahasiswa yang baru menginjak tingkat 2 bahwa perkembangan dunia teknologi sangatlah pesat dan diluar dugaan dari kami.

Gambar 1. Porter’s Five Forces Model

Masih bersambung dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perkembangan startup di dunia ini pun begitu pesat. Ide-ide yang muncul berubah demikian cepat sehingga bisa saja startup yang berkecimpung di dunia jasa hari ini, besoknya meluncurkan e-commerce bahkan ­fintech. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang bernama Porter’s Five Forces yang dipelajari di semester 6 kata Kak Rizki. Jadi, singkatnya persaingan Industri itu sangatlah dipengaruhi oleh 2 ancaman yaitu ancaman untuk tergantikan dan ancaman untuk datangnya penghambat baru serta oleh 2 kekuatan penawaran yaitu oleh penyuplai serta pembeli. Analoginya seperti jika Gojek terlambat 1 atau 2 tahun saja untuk memasuki bidang jasa, maka ancaman Gojek untuk tergantikan sangatlah besar dikarenakan kekuatan penyuplai dan pembeli bisa jadi telah didominasi oleh Grab serta inovasi-inovasi baru dari Grab dapat menghambat berkembangnya Gojek di Indonesia. Keadaan seperti ini nyata terjadi di era sekarang, era yang menuntun setiap manusia untuk berubah bahkan bisa dibilang “memaksa” untuk berubah, era di mana peraduan ide berlangsung secara cepat dan masif sehingga jika kita terlambat untuk mengeksekusi –yang tentunya harus secara sangat baik- walau hanya beberapa tahun bahkan bulan saja, ide tersebut dapat diambil dan dieksekusi oleh pihak lain. Maka, jika dikaitkan dengan keprofesian, Kak Rizki sangat menyarankan agar kita sebagai mahasiswa Informatika tidak melulu ngoding saja, melainkan kita juga harus memahami ilmu managerial secara menyeluruh. Kasarnya, jangan jadikan 4 tahun menuntut ilmu kita hanya menjadikan kita sebagai “budak korporat” saja, melainkan kitalah juga yang seharusnya bisa mengatur dan menyalurkan ide kita secara menyeluruh ke depannya.

Setelah cukup lama berbincang tentang teknologi, tak lupa Kak Rizki juga memberi nasihat kepada kami agar jangan lupakan dan tinggalkan lingkungan sekitar kami, yaitu HMIF. Salah satu alasannya adalah karena lingkungan ini yang akan selalu kita temui selama 3 tahun ke depan di jurusan, maka dari itu tetaplah untuk berusaha aktif dimanapun divisi tempat kami berkecimpung bahkan walaupun divisi yang kita masuki bukanlah yang sebenarnya kita inginkan. Kakak Daemon yang berencana wisuda pada Oktober di tahun 2019 ini menyarankan agar kita fokus terlebih dahulu untuk mebenahi internal HMIF, baru setelah itu melebar ke kemahasiswaan secara terpusat dikarenakan kita juga harus tahu isu-isu kampus sebagai tanda bahwa kita merupakan mahasiswa yang aktif dan kritis. Salah satu isu yang kami perbincangkan dalam wawancara ini yang juga merupakan isu paling hangat di kampus tercinta adalah tentang kesalahan ketiga kalinya yang dilakukan oleh Presiden Kabinet “Senurani” KM ITB. Kami meluruskan pemikiran terhadap kesalahan ini karena bisa banyak sekali pendapat tentang kesalahan ini yang bisa berujung pada kesalahpahaman yang tentunya kami tidak mengharapkannya. Kak Rizki menyatakan bahwa dia bersikap netral terhadap kasus ini, lain halnya dengan pernyataan sikap HMIF yang memberikan permintaan maaf bersyarat kepada Presiden KM yang berjurusan di Teknik Pertambangan 2014 itu.

Pada sesi terakhir, kami satu per satu diminta untuk mengajukan pertanyaan random. Jadi, Kak Rizki mengganti seprai tempat tidurnya sebulan sekali, lalu dia juga tidak pernah mematikan gawainya dalam mode shut down. Jika Kak Rizki memiliki kemampuan finansial untuk bisa pergi ke suatu tempat, dia akan kerja serta menjadi seorang backpacker di Eropa. Untuk masalah perjodohan dan kuantitas anak yang akan dimiliki, Kak Rizki berencana untuk Keep It Organic , suatu frasa yang mulai booming saat Forum Bebas yang diadakan awal Agustus lalu. Kak Rizki juga memberi tahu sedikit dari sifatnya yaitu orangnya jail serta bisa dibilang “beo”, yaitu ikut-ikutan sama yang dilakukan orang lain. Terakhir, Kak Rizki memberikan sepatah quote yang terdengar tidak asing di telinga kami yaitu “Don’t Panic Keep It Organic”.

--

--

Akmal Muhammad
Akmal Muhammad

Written by Akmal Muhammad

Just another so so human being that wanna share thoughts that I’ve been interesting of

No responses yet